Sabtu, 08 Januari 2011

|-Semangkuk Bakmi-|

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.

Karena sangat marah, Ana segera
meninggalkan rumah tanpa membawa
apapun.

Saat diperjalanan, ia baru menyadari bahwa
ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia
melewati sebuah kedai bakmi dan ia
mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin
sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi
ia
tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri
cukup lama di depan kedainya, lalu
berkata :
"Nona, apakah engkau ingin memesan
semangkuk bakmi?"
 
" Ya, tetapi, aku tdk membawa uang"
jawab Ana dengan malu-malu
 
"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu"
jawab si pemilik kedai. "Silahkan duduk, 
aku akan memasakkan bakmi
untukmu".

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu
mengantarkan semangkuk bakmi.
Ana segera makan beberapa suap,
kemudian air matanya mulai berlinang.
 
"Ada apa nona?" Tanya si pemilik kedai.
 
"tidak apa-apa" aku hanya terharu"
jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
"Bahkan, seorang yang baru kukenal pun
memberi aku semangkuk bakmi !,
tetapi,...ibuku sendiri, setelah
bertengkar denganku, mengusirku dari
rumah dan mengatakan kepadaku agar
jangan kembali lagi ke rumah"
"Kau, seorang yang baru kukenal,
tetapi begitu peduli denganku
dibandingkan
dengan ibu kandungku sendiri" katanya
kepada pemilik kedai

Pemilik kedai itu setelah mendengar
perkataan Ana, menarik nafas panjang
dan berkata :
"Nona mengapa kau berpikir seperti itu? 
Renungkanlah hal ini, aku
hanya memberimu semangkuk bakmi dan
kau begitu terharu. Ibumu telah
memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau
kecil sampai saat ini, mengapa kau
tidak berterima kasih kepadanya? Dan
kau malah bertengkar dengannya"

Ana, terhenyak mendengar hal tersebut.
"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal
tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang
yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, 
tetapi kepada ibuku yg memasak
untukku selama bertahun-tahun, aku
bahkan tidak memperlihatkan
kepedulianku kepadanya. Dan hanya
karena persoalan sepele, aku
bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya,
lalu ia menguatkan dirinya untuk segera
pulang ke rumahnya.

Saat perjalanan pulang, ia memikirkan
kata-kata yang harus diucapkannya kepada
ibunya. Begitu sampai di ambang pintu
rumah, ia melihat ibunya dengan wajah
letih dan cemas.

Ketika bertemu dengan Ana, kalimat
pertama yang keluar dari mulutnya
adalah :
"Ana kau sudah pulang, cepat masuklah,
aku telah menyiapkan makan malam dan
makanlah dahulu sebelum kau tidur,
makanan akan menjadi dingin jika kau
tidak memakannya sekarang"

Pada saat itu Ana
tidak dapat menahan
tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

 
Sahabat....
Sekali waktu, Qta mungkin akan sangat
berterima kasih kpd orang lain
disekitar
Qta untuk suatu pertolongan
kecil yang diberikan kepada
Qta .

Tetapi tidak kepada orang yang sangat dekat
dengan
Qta (keluarga) khususnya orang tua Qta.


RENUNGAN:
BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.

SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN
MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI
YANG BIASA SAJA.
TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA
KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA
YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA
LAHIR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIGIPAY - MARKETPLACE, TRANSFORMASI BELANJA PEMERINTAH MENUJU CASHLESS SOCIETY

  Perubahan Perilaku Belanja Pemerintah Pembayaran belanja pemerintah yang masih menggunakan transaksi tunai adalah pembayaran melalui mek...